Pekanbaru, 07 Februari 2025 – Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan kajian keislaman dengan menyelenggarakan program Visiting Lecturer dalam Forum Diskusi Antarbangsa Khazanah Ulama Pesisir Selat Melaka. Kegiatan ini mengangkat tema besar mengenai “Manuskrip Karya Abd Samad Al-Falembani”.
Forum ini menghadirkan akademisi dan pakar manuskrip Islam dari berbagai institusi, baik dari dalam maupun luar negeri, yang memiliki kepakaran dalam studi manuskrip klasik. Diskusi berfokus pada peran intelektual Abd Samad Al-Falembani dalam perkembangan pemikiran Islam di Nusantara serta bagaimana warisan tulisannya dapat menjadi referensi dalam menghadapi tantangan zaman modern.
Dr. Ghazali Basri & Dr. Noriah Mohamed, selaku Visiting Lecturer yang diundang dalam forum ini, menyoroti pentingnya studi manuskrip dalam memahami perkembangan peradaban Islam di kawasan pesisir Selat Melaka. “Karya-karya seperti milik Abd Samad Al-Falembani memberikan wawasan mendalam mengenai hubungan intelektual antara ulama Nusantara dan pusat-pusat keilmuan Islam dunia, seperti Makkah dan Madinah,” ujarnya.
Selain diskusi akademik, forum ini juga menjadi ajang pertukaran gagasan dalam upaya pelestarian dan digitalisasi manuskrip Islam, agar dapat diakses oleh lebih banyak peneliti dan masyarakat umum. Melalui inisiatif ini, FAI UIR berharap dapat terus berkontribusi dalam pengembangan keilmuan Islam serta memperkuat jejaring akademik antarnegara dalam bidang kajian manuskrip Islam.
Assoc. Prof. Dr. Saproni, B.Ed, M.Ed, dalam sambutannya mengungkapkan harapannya agar forum ini menjadi langkah awal untuk kolaborasi yang lebih luas di masa depan. “Kami berkomitmen untuk terus memfasilitasi diskusi ilmiah yang dapat memberikan manfaat bagi dunia akademik dan masyarakat luas, khususnya dalam melestarikan khazanah intelektual Islam di Nusantara,” katanya.
Forum Diskusi Antarbangsa ini diakhiri dengan rekomendasi strategis untuk penelitian lebih lanjut mengenai manuskrip Islam di kawasan Melayu-Indonesia, serta peluang kerja sama antara institusi akademik dalam mendukung upaya pelestarian warisan ulama terdahulu. Dengan adanya program Visiting Lecturer ini, diharapkan semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk mendalami kajian Islam klasik dan menerapkannya dalam kehidupan modern. Semoga (ProminfoFaiUir)